- Diriwayatkan dari Umar bin Khaththab r.a. telah bersabda Rasulullah
saw: Apabila malam sudah tiba dari arah sini dan siang telah pergi dari
arah sini, sedang matahari sudah terbenam, maka orang yang puasa boleh
berbuka.(H.R.: Al-Bukhary dan Muslim) - Diriwayatkan dari Sahal bin Sa?ad: Sesungguhnya Nabi s.a.w. telah
bersabda: Manusia (ummat Islam) masih dalam keadaan baik selama
mentakjilkan (menyegerakan) berbuka. ( H.R.: Al-Bukhary dan Muslim) - Diriwayatakan dari Anas r.a., ia berkata: Rasulullah s.a.w. berbuka
dengan makan beberapa ruthaab (kurma basah) sebelum solat, kalau tidak
ada maka dengan kurma kering, kalau tidak ada maka dengan meneguk air
beberapa teguk. (H.R.: Abu Daud dan Al-Hakiem) - Diriwayatkan dari Salman bin Amir, bahwa sesungguhnya Nabi saw.
telah bersabda : Apabila salah seorang diantara kamu puasa hendaklah
berbuka dengan kurma, bila tidak ada kurma hendaklah dengan air,
sesungguhnya air itu bersih. ( H.R : Ahmad dan At-Tirmidzi) - Diriwayatkan dari Ibnu Umar : Adalah Nabi saw. selesai berbuka
Beliau berdo'a (artinya) telah pergi rasa haus dan menjadi basah semua
urat-urat dan pahala tetap ada Insya Allah. ( H.R : Ad-Daaruquthni dan
Abu Daud hadits hasan) - Diriwayatkan dari Anas, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah saw:
Apabila makan malam telah disediakan, maka mulailah makan sebelum
shalat Maghrib, janganlah mendahulukan shalat daripada makan malam itu
( yang
sudah terhidang ). ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim ) - Diriwayatkan dari Anas bin Malik ra: Sesungguhnya Rasulullah saw.
telah bersabda : Makan sahurlah kalian karena sesungguhnya makan sahur
itu berkah. (H.R : Al-Bukhary ) - Diriwayatkan dari Al-Miqdam bin Ma'di Yaqrib, dari Nabi saw.
bersabda : Hendaklah kamu semua makan sahur, karena sahur adalah
makanan yang penuh berkah. ( H.R : An-Nasa'i ) - Diriwayatkan dari Zaid bin Tsabit t berkata : Kami bersahur bersama
Rasulullah saw. kemudian kami bangkit untuk menunaikan shalat ( Shubuh
). saya berkata : Berapa saat jarak antara keduanya ( antara waktu sahur
dan waktu Shubuh )?Ia berkata : Selama orang membaca lima puluh ayat. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim ) - Diriwayatkan dari Amru bin Maimun, ia berkata : Adalah para sahabat
Muhammad saw. adalah orang yang paling menyegerakan berbuka dan
melambatkan makan sahur. ( H.R : Al-Baihaqi ) - Telah bersabda Rasulullah saw: Apabila salah seorang diantara kamu
mendengar adzan dan piring masih di tangannya janganlah diletakkan
hendaklah ia menyelesaikan hajatnya ( makan/minum sahur ) daripadanya.
(H.R : Ahmad dan Abu Daud dan Al-Hakiem ) - Diriwayatkan dari Abu Usamah ra. ia berkata : Shalat telah di'iqamahkan, sedang segelas minuman masih di tangan Umar ra. beliau
bertanya : Apakah ini boleh saya minum wahai Rasulullah ? Beliau r.a menjawab : ya, lalu ia meminumnya. ( H.R Ibnu Jarir ) - Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. ia berkata : Adalah Rasulullah
saw. orang yang paling dermawan dan beliau lebih dermawan lagi pada
bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya, dan Jibril menemuinya pada
setiap
malam pada bulan Ramadhan untuk mentadaruskan beliau saw. al-qur'an dan
benar-benar Rasulullah saw. lebih dermawan tentang kebajikan( cepat
berbuat kebaikan ) daripada angin yang dikirim.(HR Al-Bukhary ) - Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
menggalakkan qiyamullail (shalat malam ) di bulan Ramadhan tanpa
memerintahkan secara wajib, maka beliau bersabda : Barang siapa yang
shalat malam di bulan Ramadhan karena beriman dan mengharapkan pahala
dari Allah, maka diampuni baginya dosanya yang telah lalu. ( H.R :
Jama'ah ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Nabi saw. apabila
memasuki sepuluh hari terakhir ( bulan Ramadhan ) beliau benar-benar
menghidupkan malam (untuk beribadah ) dan membangunkan istrinya ( agar
beribadah ) dengan mengencangkan ikatan sarungnya (tidak mengumpuli
istrinya ).( H.R : Al-Bukhary dan Muslim ) - Diriwayatkan dari Aisyah, ia berkata : Adalah Nabi saw.
bersungguh-sungguh shalat malam pada sepuluh hari terakhir ( di bulan
Ramadhan ) tidak seperti kesungguhannya dalam bulan selainnya. ( H.R :
Muslim ) - Diriwayatkan dari Abu salamah din Abdur Rahman, sesungguhnya ia
telah bertanya kepada Aisyah ra: Bagaimana shalat malamnya Rasulullah
saw di bulan Ramadhan ? maka ia menjawab : Rasulullah saw tidak pernah
shalat malam lebih dari sebelas raka'at baik di bulan Ramadhan maupun
di bulan lainnya, caranya : Beliau shalat empat raka'at jangan tanya
baik dan
panjangnya, kemudian shalat lagi empat raka'at jangan ditanya baik dan
panjangnya, kemudian shalat tiga raka?at. ( H.R : Al-Bukhary,Muslim dan
lainnya ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
apabila bangun shalat malam, beliau membuka dengan shalat dua raka'at
yang ringan, kemudian shalat delapan raka'at, kemudian shalat witir. (
H.R : Muslim ) - Diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata : Ada seorang laki-laki
berdiri lalu ia berkata : Wahai Rasulullah bagaimana cara shalat malam
? Maka Rasulullah r. menjawab : Shalat malam itu dua raka'at dua
raka'at. Apabila kamu khawatir masuk shalat Shubuh, maka berwitirlah
satu raka'at. ( H.R : Jama'ah ) - Dari Aisyah ra. ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw shalat di
masjid, lalu para sahabat shalat sesuai dengan shalat beliau (
bermakmum di belakang ), lalu beliau shalat pada malam kedua dan para
sahabat
bermakmum dibelakangnya bertambah banyak, kemudian pada malam yang
ketiga atau yang keempat mereka berkumpul, maka Rasulullah saw tidak
keluar mengimami mereka. Setelah pagi hari beliau bersabda : Saya telah
tahu apa yang kalian perbuat, tidak ada yang menghalangi aku untuk
keluar kepada kalian ( untuk mengimami shalat ) melainkan aku khawatir
shalat malam
ini difardhukan atas kalian. Ini terjadi pada bulan Ramadhan. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim ) - Dari Ubay bin Ka'ab t. ia berkata : Adalah Rasulullah saw. shalat
witir dengan membaca : Sabihisma Rabbikal A'la )dan ( Qul ya ayyuhal
kafirun) dan (Qulhu wallahu ahad ). ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i
dan Ibnu Majah ) - Diriwayatkan dari Hasan bin Ali t. ia berkata : Rasulullah saw.
telah mengajarkan kepadaku beberapa kata yang aku baca dalam qunut
witir : ( artinya ) Ya Allah berilah aku petunjuk beserta orang-orang
yang telah engkau beri petunjuk, berilah aku kesehatan yang sempurna
beserta orang yang telah engkau beri kesehatan yang sempurna, pimpinlah
aku beserta orang
yang telah Engkau pimpin, Berkatilah untukku apa yang telah Engkau
berikan, peliharalah aku dari apa yang telah Engkau tentukan. Maka
sesungguhnya Engkaulah yang memutuskan dan tiada yang dapat memutuskan
atas
Engkau, bahwa tidak akan hina siapa saja yang telah Engkau pimpin dan
tidak akan mulia siapa saja yang Engkau musuhi. Maha agung Engkau wahai
Rabb kami dan Maha Tinggi Engkau. ( H.R : Ahmad, Abu Daud, Annasa'i,
At-Tirmidzi dan Ibnu Majah ) - Dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda : Barang siapa yang
shalat malam menepati lailatul qadar, maka diampuni dosanya yang telah
lalu. ( H.R : Jama'ah ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. Sesungguhnya Rasulullah saw. telah
bersabda : berusahalah untuk mencari lailatul qadar pada sepuluh malam
terakhir. (H.R : Muslim ) - Diriwayatkan dari Ibnu Umar ra. ia berkata : Dinampakkan dalam
mimpi seorang laki-laki bahwa lailatul qadar pada malam kedua puluh
tujuh, maka
Rasulullah saw. bersabda : Sayapun bermimpi seperti mimpimu, (
ditampakkan pada sepuluh malam terakhir, maka carilah ia ( lailatul
qadar ) pada malam-malam ganjil. ( H.R : Muslim ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Saya berkata kepada
Rasulullah saw. Ya Rasulullah, bagaimana pendapat tuan bila saya
mengetahui lailatul qadar,apa yang saya harus baca pada malam itu ?
Beliau bersabda : Bacalah ( artinya ) Yaa Allah sesungguhnya Engkau
maha pemberi ampun, Engkau suka kepada keampunan maka ampunilah daku.
(H.R : At-Tirmidzi dan Ahmad ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw
mengamalkan i'tikaf pada sepuluh hari terakhir pada bulan Ramadhan
sampai beliau diwafatkan oleh Allah Azza wa Jalla. ( H.R : Al-Bukhary
dan Muslim ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
apabila hendak beri'tikaf, beliau shalat shubuh kemudian memasuki tempat
i'tikafnya.......... ( H.R :Jama'ah kecuali At-Tirmidzi ) - Diriwayatkan dari Aisyah ra. ia berkata : Adalah Rasulullah saw.
apabila beri'tikaf , beliau mendekatkan kepalanya kepadaku, maka aku
menyisirnya, dan adalah beliau tidak masuk ke rumah kecuali karena
untuk memenuhi hajat manusia ( buang air, mandi dll... ) ( H.R :
Al-Bukhary dan Muslim ) - Allah ta'ala berfirman : ( artinya ) Janganlah kalian mencampuri
mereka( istri-istri kalian ) sedang kalian dalam keadaan i'tikaf dalam
masjid. Itulah batas-batas ketentuan Allah, maka jangan di dekati... (
Al- aqarah : 187 ) - Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. ia berkata : Telah bersabda
Rasulullah saw: Setiap amal anak bani Adam adalah untuknya kecuali
puasa, ia adalah untukku dan aku yang memberikan pahala dengannya. Dan
sesungguhnya puasa itu adalah benteng pertahanan, pada hari ketika kamu
puasa janganlah berbuat keji , jangan berteriak-teriak ( pertengkaran
), apabila seorang memakinya sedang ia puasa maka hendaklah ia katakan :
" sesungguhnya saya sedang puasa" . Demi jiwa Muhammad yang ada di
tanganNya sungguh bau busuknya mulut orang yang sedang puasa itu lebih
wangi disisi Allah pada hari kiamat daripada kasturi. Dan bagi orang
yang puasa ada dua kegembiraan, apabila ia berbuka ia gembira dengan
bukanya dan apabila ia berjumpa dengan Rabbnya ia gembira karena
puasanya. ( H.R : Al-Bukhary dan Muslim) - Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata : Sesungguhnya Nabi saw.
telah bersabda : Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan bohong
dan amalan kebohongan, maka tidak ada bagi Allah hajat ( untuk menerima
) dalam hal ia meninggalkan makan dan minumnya. ( H.R: Jama'ah Kecuali
Muslim ) Maksudnya Allah tidak merasa perlu memberi pahala puasanya. - Bahwa sesungguhnya Nabi saw. bersabda kepada seorang wanita Anshar
yang sering di panggil Ummu Sinan : Apa yang menghalangimu untuk
melakukan haji bersama kami ? Ia menjawab : Keledai yang ada pada kami
yang satu dipakai oleh ayahnya si fulan (suaminya ) untuk berhaji
bersama anaknya sedang yang lain di pakai untuk memberi minum anak-anak
kami. Nabi pun bersabda lagi : Umrah di bulan Ramadhan sama dengan
mengerjakan haji atau haji bersamaku. ( H.R : Muslim) - Rasulullah sw. bersabda : Apabila datang bulan Ramadhan kerjakanlah
umrah karena umrah di dalamnya (bulan Ramadhan ) setingkat dengan haji.
( H.R : Muslim)
KESIMPULAN
Ayat dan hadits-hadits tersebut di atas memberi pelajaran kepada kita
bahwa dalam mengamalkan puasa Ramadhan kita perlu melaksanakan
adab-adab sbb :
- Disegerakan yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan
makanan yang ringan seperti kurma, air saja, setelah itu baru
melaksanakan shalat. ( dalil : 2,3 dan 4 ) - Tetapi apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat dahulu. ( dalil : 6 )
- Setelah berbuka berdo'a dengan do'a sbb : Artinya : Telah hilang
rasa haus, dan menjadi basah semua urat-urat dan pahala tetap wujud
insya Allah. ( dalil : 5 )
- Dilambatkan sampai akhir malam mendekati Shubuh. (dalil 9 dan 10 ) Apabila pada tengah makan atau minum sahur lalu mendengar adzan Shubuh, maka sahur boleh diteruskan sampai selesai, tidak perlu dihentikan di tengah sahur karena sudah masuk waktu Shubuh. ( dalil 11 dan 12 ) * Imsak tidak ada sunnahnya dan tidak pernah diamalkan pada zaman sahabat maupun tabi'in.
Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam
terakhir( 20 hb. sampai akhir Ramadhan). (dalil : 14,15 dan 16 ) Cara
shalat Tarawih
adalah :
- Dengan berjama'ah. ( dalil : 19 )
- Tidak lebih dari sebelas raka'at yakni salam tiap dua raka'at
dikerjakan empat kali, atau salam tiap empat raka'at dikerjakan dua
kali dan ditutup dengan witir tiga raka'at. ( dalil : 17 ) - Dibuka dengan dua raka'at yang ringan. ( dalil : 18 )
- Bacaan dalam witir : Raka'at pertama : Sabihisma Rabbika. Roka't
kedua : Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at ketiga : Qulhuwallahu ahad. (
dalil : 21 ) - Membaca do'a qunut dalam shalat witir. ( dalil 22 )
terakhir, terutama pada malam-malam ganjil. Bila dirasakan menepati
lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah dan membaca : Yaa Allah
Engkaulah pengampun, suka kepada keampunan maka ampunilah aku. ( dalil
: 25 dan 26 )
Cara i'tikaf :
- Setelah shalat Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid. ( dalil 28 )
- Tidak keluar dari tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak. ( dalil : 29 )
- Tidak mencampuri istri dimasa i'tikaf. ( dalil : 30)
---sumber dr berita harian----